• SMP NEGERI 1 WONOGIRI
  • -

Mewujudkan Sekolah Aman bagi Semua

Oleh Sutrisno

Orangtua harus berperan sebagai garda terdepan dalam membentengi anak dari segala jenis kekerasan. Orangtua memegang peranan terpenting sebagai pendidik pertama dan utama anak serta membentuk karakter sang anak.


Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim mengaku sedang berupaya mendorong terciptanya lingkungan belajar yang aman bagi siswa di sekolah. Adapun caranya dengan menerapkan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan bagi Jenjang PAUD, Dasar, dan Menengah.

Kemendikbud juga tengah merancang peraturan pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual di perguruan tinggi guna menindaklanjuti permasalahan (Kompas.com, 9/3/2021).

 

 

Sejatinya, permendikbud tersebut mendorong agar sekolah, dan juga pemerintah daerah, melakukan upaya penanggulangan terhadap tindak kekerasan. Lingkupannya dimulai dari tindak kekerasan terhadap siswa, tindak kekerasan yang terjadi di sekolah, terjadi dalam kegiatan sekolah yang digelar di luar wilayah sekolah, hingga tawuran antarpelajar.

Sekolah ataupun tenaga pendidik, baik guru maupun kepala sekolah, terancam dikenai sanksi jika terbukti melakukan pembiaran terhadap tindak kekerasan yang terjadi di sekolah.

Situasi pandemi Covid-19 ternyata juga rentan terhadap kekerasan anak sekolah. Kasus kekerasan anak di sekolah sudah sangat parah. Perilaku ini sudah terjadi di hampir seluruh sekolah di Indonesia. Terbaru, seorang oknum kepala sekolah SMK swasta di Surabaya, Jawa Timur, menjanjikan akan memberikan potongan pembayaran SPP kepada siswi SMK yang ia cabuli.

Sekolah yang semestinya menjadi rumah kedua memperoleh pendidikan dan perlindungan justru menciptakan budaya kekerasan.

Terus, beredarnya video pelecehan seksual terhadap siswi di SMK di Bolaang Mongondow (Bolmong). Tindakan asusila itu terjadi di dalam kelas dan dilakukan teman-temannya sendiri. Pendidikan yang seharusnya memanusiakan manusia kerap menjadi tempat suburnya praktik-praktik kekerasan. Sekolah yang semestinya menjadi rumah kedua memperoleh pendidikan dan perlindungan justru menciptakan budaya kekerasan.

Padahal, sudah ada payung hukum perlindungan untuk anak melalui UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Inpres No 5/2014 tentang Gerakan Nasional Antikejahatan Seksual terhadap Anak, dan UU No 11/2012 tentang Sistem Peradilan Anak.

Intinya, perangkat hukum itu secara tegas menyebutkan bahwa hak anak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Hemat saya, anak-anak korban kekerasan di sekolah adalah yang kurang mendapatkan perhatian di lingkungan rumah dan cenderung pernah mengalami kekerasan secara fisik ataupun verbal. Di samping itu, maraknya tontonan kekerasan di televisi juga faktor penyebab kekerasan anak di sekolah.

Dalam sebuah artikel karya George Gerbner dan Kathleen Connolly berjudul ”Television as New Religion” (1980) jelas disebutkan, televisi sebagai surrogate parent ataupun substitute teacher sehingga para orangtua, guru, dan pemuka agama telah kehilangan peran mereka di hadapan anak-anak. Waktu yang dihabiskan anak-anak untuk menonton televisi, media sosial, lebih banyak daripada saat berbagi peran dengan orangtua.

Selain dari televisi yang sering menayangkan adegan kekerasan, beraneka ragam jenis permainan atau gim (game) atau Playstation yang menyuguhkan aksi kekerasan, di mana pemain menjadi aktornya, yang begitu mudah diakses kapan saja juga menyumbang tumbuhnya virus kekerasan anak. Sebab, permainan-permainan tersebut cenderung mudah ditiru anak usia SD.

Celakanya, orangtua lalai, abai, atau belum mampu mengawasi muatan permainan yang disukai anak-anaknya. Kesibukan orangtua sering kali dimanfaatkan anak untuk bermain gim video bersama teman-temannya.

Kecanduan gim video bermuatan kekerasan yang bersifat mematikan musuh sangat berbahaya bagi perkembangan mental anak. Bisa jadi anak tumbuh dengan karakter suka melakukan pengeroyokan, penyiksaan, perampasan, tawuran, dan penganiayaan yang berujung maut.

Harus diingat, anak didik sebagai generasi pelanjut kepemimpinan, eksistensinya sangat menentukan nasib bangsa ini di masa depan. Maka, mari wujudkan sekolah aman bagi semua!

Pertama, sekolah perlu pembenahan sistem pendidikan. Sistem pendidikan harus berimbang dalam menanamkan nilai-nilai karakter, fungsi sosial, dan akademik sehingga keluaran pendidikan benar-benar menjadi sosok yang ”utuh” dan ”paripurna”; menjadi pribadi yang berkarakter jujur, rendah hati, dan responsif terhadap persoalan-persoalan kebangsaan.

Segera implementasikan program Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) yang dituangkan dalam Peraturan Menteri (Permen) Nomor 23 Tahun 2015 supaya sekolah sebagai taman untuk menumbuhkan karakter-karakter positif bagi peserta didik.

Lingkungan sekolah harus menjadi wilayah anti-kekerasan. Siswa di sekolah harus mendapatkan perlindungan dari kekerasan, baik yang dilakukan peserta didik, guru, maupun pengelola sekolah lain.

Sekolah, guru, dan pemerintah daerah semaksimal dan sebaik mungkin mengimplementasikan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015, khususnya dalam penanggulangan, pemberian sanksi, dan pencegahan kekerasan anak di sekolah. Sekolah perlu membentuk satuan kerja pencegahan kekerasan supaya bisa mencegah potensi kekerasan di lingkungan sekolah.

Kedua, peran guru dalam pengawasan terhadap semua anak didiknya. Menurut Rhenald Kasali (2014), kalau guru memiliki kemampuan observasi yang kuat, tak satu pun masalah anak luput dari catatan dan sentuhannya. Guru menjadi orang pertama yang membaca mengapa anak tiba-tiba menjadi amat takut, sakit, memukul teman-temannya, kurang bergairah, cerewet, asyik dengan dirinya sendiri, banyak melamun, dan seterusnya.

Guru harus mampu menjalankan peran dan fungsinya untuk menaburkan, menanamkan, menyuburkan, dan sekaligus mengakarkan nilai-nilai akhlak serta budi pekerti sehingga anak didik memiliki pedoman dalam berperilaku.

Ketiga, orangtua harus berperan sebagai garda terdepan dalam membentengi anak dari segala jenis kekerasan.

Ketiga, orangtua harus berperan sebagai garda terdepan dalam membentengi anak dari segala jenis kekerasan. Orangtua memegang peranan terpenting sebagai pendidik pertama dan utama anak serta membentuk karakter sang anak.

Perhatian, kasih sayang, dan pengawasan harus intensif diberikan kepada anak, baik di dalam maupun luar rumah, termasuk permainan gim video dan smartphone. Berkomunikasi dengan anak juga sangat penting untuk mendengar, curhat, dan meminta pendapat sehingga anak merasa ”diorangkan”.

Keempat, menuntut pemerintah supaya segera menghentikan tayangan-tayangan kekerasan, mistik, pornografi, dan tayangan lain yang tidak mendidik bagi proses tumbuh kembang anak serta pemerintah dan orangtua bertanggung jawab untuk memberikan arahan dan panduan kepada anak karena mereka masih membutuhkan itu dalam proses evolusi kapasitas menjadi personal yang tidak lagi dependen dan menuju kedewasaannya. Mari wujudkan sekolah aman bagi semua, aman bagi siswa, aman bagi guru, dan aman di lingkungan sekolah.

Sutrisno, Pendidik, Alumnus Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Artikel ini dimuat di Kompas Id pada tanggal 3 Mei 2021
https://www.kompas.id/baca/opini/2021/05/03/mewujudkan-sekolah-aman-bagi-semua/

 

 

 

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Upacara Bendera dan Penyerahan Hadiah  Lomba Caraka Yudhatama  

  Pada Senin tanggal 22 Januari 2024, SMP Negeri 1 Wonogiri melaksanakan Upacara Bendera di lapangan upacara seperti biasa yang dimulai pada pukul 07.00 WIB. Bertindak selaku Pe

05/02/2024 08:14 - Oleh Administrator - Dilihat 363 kali
UPACARA BENDERA DAN PENYERAHAN HADIAH  LOMBA CARAKA YUDHATAMA

Pada Senin tanggal 22 Januari 2024, SMP Negeri 1 Wonogiri melaksanakan Upacara Bendera di lapangan upacara seperti biasa yang dimulai pada pukul 07.00 WIB. Bertindak selaku Pembina up

01/02/2024 14:09 - Oleh Administrator - Dilihat 946 kali
UPACARA BENDERA DAN PEMBINAAN KAPOLRES WONOGIRI

Upacara bendera hari Senin tanggal 15 Januari 2024 berlokasi di SMP Negeri 1 Wonogiri berlangsung dengan khidmat dan tertib. Seluruh siswa beserta Bapak/Ibu guru dan karyawan melaksanak

17/01/2024 10:39 - Oleh Administrator - Dilihat 257 kali
MENYANYIKAN LAGU WAJIB NASIONAL UNTUK MEMBANGUN RASA CINTA TANAH AIR

  Pada hari Sabtu, 13 Januari 2024 SMP Negeri 1 Wonogiri melaksanakan pembiasaan pagi menyanyikan lagu wajib nasional. Pembiasaan pagi ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 7, 8,

17/01/2024 08:41 - Oleh Administrator - Dilihat 244 kali
PEMBIASAAN LITERASI KONSENTRASI MERANGKAI KATA

Kamis, 11 Januari 2024 SMP Negeri 1 Wonogiri melakukan pembiasaan pagi literasi dengan tema “Konsentrasi Merangkai Kata”. Kegiatan literasi kali ini dilaksanakan untuk men

16/01/2024 08:53 - Oleh Administrator - Dilihat 191 kali
Upacara Pengibaran Bendera dan Penyerahan Hadiah Lomba

Pada hari Senin tanggal 8 Januari 2024, SMP Negeri 1 wonogiri melaksanakan upacara bendera. Ibu Oneke Asri Anggraheni, S.Kom. bertindak sebagai pembina upacara dan petugas upacara ada

13/01/2024 11:55 - Oleh Administrator - Dilihat 168 kali
Gebyar Hari Ulang Tahun ke-74 SMP Negeri 1 Wonogiri

Selasa, 19 Desember 2023, SMP Negeri 1 Wonogiri genap berusia 74 tahun. Rasa syukur tak terhingga dipanjatkan oleh seluruh warga sekolah. Usia 74 tahum bukanlah us

27/12/2023 08:52 - Oleh Administrator - Dilihat 217 kali
PEMBUKAAN HUT KE-74 SMP NEGERI 1 WONOGIRI DAN CLASSMEETING

  SMP Negeri 1 Wonogiri pada hari Senin, 4 Desember 2023 melaksanakan kegiatan pembukaan rangkaian kegiatan dalam rangka HUT ke-74 dan classmeeting setelah Penilaian Akhir Semeste

11/12/2023 11:37 - Oleh Administrator - Dilihat 263 kali
ANJANGSANA KELUARGA BESAR SMP NEGERI 1 WONOGIRI

Guna menyambung tali silaturahim diantara keluarga besar guru dan karyawan, SMP Negeri 1 Wonogiri mengadakan kegiatan anjangsana. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilakukan se

09/12/2023 12:44 - Oleh Administrator - Dilihat 575 kali
Amanat Pembina Upacara Mengatasi Kecemasan dan Panik Saat Menghadapi Ujian

    Pada hari Senin, tanggal 20 November 2023, dilaksanakan upacara bendera yang bertempat di lapangan SMP Negeri 1 Wonogiri. Petugas upacara bendera adalah kelas 9 I dengan

30/11/2023 08:48 - Oleh Administrator - Dilihat 393 kali